Purwakarta – Sukapurwa News. Ada suasana haru dan bangga yang menyelimuti SDN Purwamekar, Kabupaten Purwakarta, usai gelaran Kejuaraan Martial Art Challenge Tingkat Nasional yang digelar di GOR Purnawarman, Pasar Rebo, pada 30 Mei hingga 1 Juni 2025 lalu.
Dalam ajang bergengsi yang diikuti oleh lebih dari 700 atlet muda dari berbagai daerah, nama SDN Purwamekar kembali harum berkat pencapaian gemilang murid-muridnya di cabang Pencak Silat. Tak tanggung-tanggung, sebagai bentuk apresiasi dan motivasi, Pembina ekskul Pencak Silat SDN Purwamekar, Bapak Bubun Buntaman, S.Pd., Gr., memberikan reward berupa voucher uang jajan kepada para siswa berprestasi.
“Jangan dilihat dari besar kecilnya nominal, tapi ini bentuk cinta kami kepada anak-anak yang sudah berjuang dan mengharumkan nama sekolah. Semoga ini bisa jadi motivasi agar mereka lebih giat berlatih dan lebih serius dalam menekuni seni bela diri Pencak Silat,” ujar Pak Bubun saat diwawancarai tim Sukapurwa News.
Kejuaraan yang berlangsung selama dua hari itu menjadi ajang pembuktian bahwa Pencak Silat bukan sekadar olahraga, tetapi juga sarana pembentukan karakter anak didik sejak usia dini. SDN Purwamekar, lewat ekskul Pencak Silat, menjadi contoh nyata bahwa sekolah dasar pun mampu mencetak atlet dengan semangat juang luar biasa.
Dalam kesempatan tersebut, Pak Bubun juga menyampaikan terima kasih khusus kepada sang pelatih, Kang Dodi dari Perguruan Lugay Kancana, yang tak kenal lelah mendidik dan mengarahkan para pesilat muda.
“Terima kasih Kang Dodi, atas dedikasi dan semangatnya dalam membimbing anak-anak kami. Energi dan ketelatenan beliau luar biasa. Harapan saya ke depan, pihak sekolah bisa terus bersinergi, terutama dalam penyediaan sarana dan prasarana latihan agar kualitas pembinaan semakin meningkat,” tambah Pak Bubun.
Sementara itu, Kang Dodi pun menyampaikan rasa syukurnya atas dukungan dari pihak sekolah. Ia menekankan bahwa penghargaan sekecil apa pun bisa menjadi api semangat bagi anak-anak dalam menekuni Pencak Silat, khususnya seni dan prestasi sejak dini.
“Ini bukan hanya tentang menang atau kalah di pertandingan, tapi tentang bagaimana membentuk mental juang, kedisiplinan, dan kebanggaan terhadap budaya sendiri,” ujar Kang Dodi.
Reward yang diberikan Pak Bubun mungkin sederhana secara materi, namun dampaknya luar biasa bagi para murid. Mereka merasa dihargai, disemangati, dan diakui jerih payahnya. Semangat seperti inilah yang sepatutnya tumbuh di setiap sekolah—di mana anak didik yang berprestasi, apalagi dalam seni budaya lokal seperti Pencak Silat, mendapat tempat istimewa dan dukungan penuh.
Ke depan, SDN Purwamekar menargetkan lebih banyak lagi pesilat muda yang bisa unjuk gigi di panggung nasional, membawa nama Purwakarta dan Jawa Barat semakin harum di kancah seni bela diri tradisional Indonesia.
Salam hormat dari tanah para jawara. Maju terus pencak silat Purwakarta!
Sukapurwa News