Purwakarta – Teka-teki seputar identitas pelaku pencabulan yang sempat ramai diberitakan sebagai “guru silat” akhirnya terjawab. Dalam pertemuan resmi antara jajaran pengurus Forum Silaturahmi Pesilat Purwakarta (FSPP) dengan Satreskrim Polres Purwakarta, dipastikan bahwa pelaku bukan seorang guru silat, melainkan hanya mengaku-ngaku untuk memuluskan aksi bejatnya.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh Ketua FSPP Ariansyah, Sekretaris Dodi Suhada Akum, dan Bidang Humas Dede Budiono, yang secara tegas menyampaikan keberatan atas pencatutan profesi guru silat dalam pemberitaan sebelumnya.
“Kami sudah bertemu langsung dengan bagian Satreskrim. Dijelaskan bahwa pelaku bukan terdaftar sebagai pelatih silat manapun. Identitas sebagai ‘guru silat’ itu hanya pengakuan sepihak yang dijadikan modus untuk mendekati korban,” ungkap Ariansyah usai pertemuan di Mapolres Purwakarta, Senin (5/5/2025).
FSPP menyampaikan bahwa pencak silat adalah warisan budaya luhur yang menjunjung tinggi moralitas, dan tidak bisa dibiarkan namanya dicemarkan oleh oknum tak bertanggung jawab.
Minta Klarifikasi Media dan Langkah Tegas ke Depan
Sekretaris FSPP, Dodi Suhada Akum, menyampaikan bahwa pihaknya telah menyerahkan surat resmi pernyataan sikap kepada Satreskrim, dan akan mengawal kasus ini agar tidak menimbulkan stigma buruk terhadap dunia pencak silat.
“Kami minta semua pihak, terutama media, untuk bertanggung jawab. Sebut saja pelaku sebagai ‘oknum’, jangan asal label ‘guru silat’ tanpa dasar. Kami akan bantu klarifikasi ke publik,” tegas Dodi.
Sementara itu, Bidang Humas FSPP, Dede Budiono, mengingatkan masyarakat agar berhati-hati terhadap individu yang mengaku sebagai pelatih silat tanpa legalitas dari perguruan resmi.
“Kami punya data pelatih-pelatih sah di Purwakarta. Jika ada yang mencurigakan, masyarakat bisa konfirmasi ke FSPP langsung,” katanya.
Sukapurwa News: Dodi Suhada Akum
