JAKARTA — Pembangunan Giant Sea Wall atau Tanggul Laut Pantai Utara Jawa kembali menjadi prioritas pemerintah. Proyek raksasa yang sudah digagas sejak 1995 ini kini dipastikan akan segera dimulai di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Proyek tanggul sepanjang sekitar 500 kilometer—membentang dari Banten hingga Gresik—diperkirakan menelan biaya hingga USD 80 miliar dan direncanakan rampung bertahap dalam kurun waktu 15–20 tahun mendatang.
“Tidak ada lagi penundaan. Kita akan segera memulai. Saya sudah tugaskan tim untuk melakukan sosialisasi, dan dalam waktu dekat saya akan bentuk Badan Otorita Tanggul Laut Pantai Utara Jawa,” kata Presiden Prabowo saat menutup rangkaian acara International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 di Jakarta International Conference Center (JICC).
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menegaskan komitmen pemerintah untuk membentuk Satuan Tugas (Satgas) Giant Sea Wall Pantura Jawa sesuai arahan Presiden.
Menurut Menko AHY, proyek ini tidak hanya menjadi solusi teknis, tetapi juga bentuk perlindungan bagi jutaan masyarakat di wilayah pesisir utara Jawa dari ancaman krisis iklim.
“Keputusan Bapak Presiden bukan hanya langkah teknis, tetapi keberanian politik untuk menjamin masa depan jutaan warga di Pantura. Bagi bangsa maritim, menjaga garis pantai berarti menjaga keberlangsungan kita sendiri,” tegas Menko AHY.
Konferensi ICI 2025 diikuti lebih dari 7.000 peserta dari puluhan negara, termasuk Amerika Serikat, Jepang, Australia, Belanda, Korea Selatan, Tiongkok, Uni Eropa, dan banyak negara sahabat lainnya. Turut hadir jajaran Menteri Kabinet, anggota legislatif, kepala daerah, hingga investor internasional dan lembaga keuangan ternama seperti World Bank, IFC, ADB, Macquarie, GIC, dan The Asia Group.
Redaksi : Sukapurwanews