Purwakarta 12/06/2025– Sukapurwanews
Sekretaris jendral Organisasi Masyarakat GIBAS (Gabungan Inisiatif Barisan Anak Siliwangi) Resort Kabupaten Purwakarta, Dadang Khalid, menyampaikan kritik tajam terhadap kinerja aparat negara dalam menangani kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) dan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Ia menilai penanganan terhadap kelompok tersebut tidak kunjung tuntas dan justru terus memakan korban, termasuk warga sipil tak bersalah.
“TNI dan Polri itu pendidikannya mahal, latihannya juga pakai uang APBN triliunan rupiah. Tapi mengurus OPM yang notabene kelompok primitif saja tidak selesai-selesai,” ujar Dadang dengan nada geram.
Menurutnya, konflik bersenjata yang melibatkan OPM dan KKB sudah berlangsung sejak era Orde Baru dan hingga kini belum juga berakhir. “Dari zaman Orde Baru sampai hari ini, OPM dan KKB tidak pernah selesai. Terkesan penanganannya tidak serius,” ungkapnya.
Bahkan, lanjut Dadang, kekerasan oleh KKB kini berdampak langsung pada masyarakat luar Papua. “Dua warga sipil asal Purwakarta yang merantau ke Papua untuk bekerja sebagai kuli bangunan pun menjadi korban keganasan KKB. Ini sungguh menyedihkan dan memprihatinkan,” tegasnya.
Ia juga mempertanyakan keberadaan serta efektivitas satuan-satuan elit yang selama ini menjadi andalan institusi pertahanan negara. “Mana itu pasukan elit TNI yang selama ini digadang-gadang hebat? Sampai kapan rakyat terus menjadi korban dari konflik berkepanjangan di Papua?” tambahnya.
Pernyataan tersebut disampaikan Dadang sebagai bentuk keprihatinan mendalam atas terus terjadinya kekerasan dan aksi teror bersenjata oleh kelompok separatis. Menurutnya, negara harus bersikap lebih tegas dan tidak membiarkan kondisi ini berlarut-larut.
GIBAS, sebagai organisasi kemasyarakatan berbasis nilai-nilai kebangsaan dan budaya Sunda, mendorong agar pemerintah segera mengambil langkah nyata, komprehensif, dan berkelanjutan—baik melalui pendekatan keamanan maupun pembangunan—untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama puluhan tahun tersebut.
Red/Sukapurwanews