Notification

×

Iklan 970𝚡250

Menu Bar

Bandung Barat Selatan: Diabaikan, Ditinggalkan, Diperjuangkan!

15 Juli 2025 | Juli 15, 2025 WIB | 015 Views Last Updated 2025-07-14T23:20:54Z



Cihampelas, 14 Juli 2025 –
Sementara janji-janji politik terus bertebaran seperti brosur kampanye yang terlupakan, realita pahit terus menggigit masyarakat di Selatan Bandung Barat. Wilayah yang kaya akan sejarah, budaya, dan semangat perjuangan ini kini justru menjadi simbol keterpinggiran akibat kelalaian birokrasi dan kebijakan setengah hati.


Saung Panglawungan menjadi saksi bisu, ketika para tokoh masyarakat berkumpul, bukan untuk seremonial, tapi untuk menyuarakan jeritan rakyat yang tak pernah sampai ke telinga pemimpin mereka. Ir. Apung Hadiat Purwoko, M.Si dan Agus Dadang Hermawan, SE dari Forum Membangun Desa (FORMADES) menyerukan hal yang selama ini coba disembunyikan dari panggung politik: Bahwa Selatan Bandung Barat dibiarkan tenggelam dalam ketidakadilan yang sistematis.



Ekonomi Dibiarkan Hancur, Petani Menjadi Korban

Sektor pertanian yang seharusnya menjadi kekuatan rakyat justru dibiarkan sekarat. Irigasi rusak, pupuk langka, dan kebijakan pertanian nihil arah. Lebih parah lagi, bangunan liar dibiarkan tumbuh di atas saluran irigasi tanpa pengawasan, seolah hukum hanya berlaku untuk rakyat kecil. Siapa yang diuntungkan dari ketidakpedulian ini?


Pendidikan Masih Jadi Lipstik Kampanye

Para guru honorer di wilayah ini hidup dalam ketidakpastian. Gaji tak layak, penghargaan minim, dan sistem pendidikan yang amburadul. Sementara itu, pejabat pendidikan sibuk pencitraan tanpa pernah menjejak lumpur di sekolah-sekolah pelosok. Apakah masa depan anak-anak selatan harus digadaikan demi proyek mercusuar di kota?


Pelayanan Kesehatan = Formalitas Tanpa Nurani

Puskesmas dan Posyandu hanya jadi simbol. Pelayanan lambat, fasilitas minim, dan masyarakat dipaksa puas dengan sistem tambal sulam. Ini bukan sekadar kurang dana, ini soal kemauan politik yang tidak ada. Apakah nyawa masyarakat selatan tidak cukup berharga untuk mendapat perhatian serius?


Jalan Rusak, Aspirasi Juga Patah

Infrastruktur di selatan rusak bukan baru kemarin. Sudah bertahun-tahun masyarakat melewati jalan penuh lubang dan jembatan nyaris ambruk. Namun, setiap anggaran habis untuk proyek-proyek di pusat kota. Apakah pembangunan hanya milik elite, bukan hak rakyat?


Budaya dan Agama, Cuma Dikenang Saat Kampanye

Sanggar seni mati pelan-pelan. Pesantren kekurangan dukungan. Ulama dibiarkan berjuang sendiri. Janji-janji “memuliakan budaya dan agama” yang dulu manis di panggung kampanye, kini hanya tinggal jejak digital yang basi. Apa arti visi misi kalau tidak pernah diwujudkan?

FORMADES Bersiap Turun ke Jalan: “Cukup Sudah!”

Dalam pernyataan kerasnya, Apih Apung mengecam sikap dingin Bupati Jeje dan Asep yang dianggap gagal memahami dan merespons derita masyarakat selatan. Sekjen FORMADES, Agus Dadang Hermawan, tak segan menyatakan siap berdiri di barisan depan jika rakyat harus turun ke jalan. Diplomasi boleh diupayakan, tapi jika dikhianati terus-menerus, aksi massa adalah jawaban.Sukapurwanews Menyerukan: Sudahi Pura-Pura Peduli!


Kepada Pemerintah Kabupaten Bandung Barat, dengarlah sebelum semuanya terlambat. Rakyat bukan batu pijakan ambisi politik. Mereka adalah pemilik sah dari demokrasi. Dan ketika suara rakyat diabaikan, maka suara itu akan menggema lebih keras, lebih marah, dan lebih menuntut.

Bandung Barat Selatan menyala—bukan karena lampu pembangunan, tapi karena bara ketidakadilan yang terus dinyalakan oleh kelalaian pemimpinnya.


×
Berita Terbaru Update