PURWAKARTA — Prestasi membanggakan berhasil diraih oleh Perguruan Pencak Silat Lugay Kancana, yang mencetak sejarah dengan menyabet gelar Juara Umum I tingkat Sekolah Dasar pada Kejuaraan Pencak Silat PURWAKARTA CHALLENGE 2025 yang digelar oleh EO Management Sayap Putih bekerja sama dengan IPSI Kabupaten Purwakarta dan DISPORAPARBUD Kabupaten Purwakarta.
Kejuaraan yang berlangsung selama satu hari penuh di Gelanggang Futsal DISPORAPARBUD, Purwakarta, tersebut diikuti oleh ratusan pesilat muda dari berbagai sekolah dan perguruan se-Kabupaten Purwakarta. Acara ini terbuka untuk tiga jenjang: SD, SMP, dan SMA, dan menjadi ajang unjuk kemampuan para atlet silat dalam kategori tanding maupun tradisi.
Mengusung Semangat Mandiri, Lugay Kancana Buktikan Daya Saing
Perguruan Lugay Kancana, yang bermarkas di Rusunawa Ciseureuh, Purwakarta, tampil gemilang meskipun dikenal sebagai perguruan yang selama ini berjuang secara mandiri tanpa dukungan fasilitas dari pemerintah. Dengan semangat pantang menyerah dan semangat gotong royong, mereka berhasil menyiapkan para atletnya melalui pembinaan rutin di sekolah-sekolah yang menjadi mitra latihan.
Atlet-atlet yang diturunkan berasal dari berbagai sekolah, di antaranya:
• SDN Purwamekar
• SDN Ekologi Kahuripan Padjajaran
• SDN Selaawi
• SMPN 2 Purwakarta
Para atlet ini merupakan bagian dari ekstrakurikuler pencak silat yang secara langsung dibina oleh pelatih dan pengurus Perguruan Lugay Kancana. Meski dengan fasilitas latihan yang minim, mereka menunjukkan semangat luar biasa dalam setiap sesi latihan hingga mampu menampilkan performa yang memukau di arena kejuaraan.
Prestasi: Memborong Gelar Juara dan Pesilat Terbaik
Perguruan Lugay Kancana tidak hanya keluar sebagai Juara Umum I tingkat SD, tetapi juga berhasil memborong gelar individu bergengsi, yakni:
• Pesilat Terbaik Putra: Afrizal dari SDN Ekologi Kahuripan Padjajaran
• Pesilat Terbaik Putri: Precillia dari SDN Purwamekar
Keberhasilan ini semakin menunjukkan kualitas pembinaan dan kedisiplinan para pelatih serta antusiasme peserta dalam mengembangkan potensi mereka di bidang seni bela diri pencak silat.
Bangga dan Haru: Suara dari Para Pelatih Muda
Para pelatih seperti Riply Ihib, Taufik, Zalfa, Alfira, Fira, Rerey, dan Sri Asih menyampaikan rasa bangga dan haru atas hasil yang diraih. Dalam wawancara singkat dengan redaksi, mereka mengaku bahwa prestasi ini adalah hasil dari dedikasi bersama, latihan yang konsisten, dan dukungan orang tua murid.
"Kami tidak pernah membayangkan bisa meraih juara umum dengan keterbatasan yang kami miliki. Namun, semangat anak-anak dan kepercayaan dari orang tua menjadi bahan bakar semangat kami selama ini. Kini, hasilnya nyata dan luar biasa,” ujar Riply, salah satu pelatih senior Lugay Kancana.
Salah satu hadiah dari panitia yang disambut dengan penuh syukur adalah fasilitas latihan berupa matras dan samsak, yang sangat dibutuhkan untuk menunjang latihan teknik dan jurus para atlet muda.
“Ini menjadi motivasi tambahan untuk kami terus mengembangkan potensi anak-anak. Hadiah ini bukan sekadar benda, tapi simbol kepercayaan dan pengakuan atas perjuangan kami,” tambah Taufik, pelatih lainnya.
Ketua Perguruan: Kami Mandiri, Tapi Tetap Berprestasi
Ketua Perguruan Lugay Kancana, Bapak Slamet Kusaeni, menyatakan rasa haru dan syukurnya atas prestasi ini. Ia menjelaskan bahwa selama ini perguruan yang dipimpinnya memang belum pernah mendapatkan bantuan fasilitas dari pemerintah.
“Kami benar-benar mandiri. Selama ini semua kebutuhan latihan kami tanggung bersama secara swadaya. Tapi Alhamdulillah, dengan semangat dan kekompakan, kami bisa membuktikan bahwa mandiri bukan berarti tak bisa berprestasi,” ujarnya penuh haru.
Beliau berharap ke depan ada perhatian dan dukungan yang lebih besar dari pemerintah daerah maupun instansi terkait, terutama dalam bentuk bantuan fasilitas pelatihan yang memadai untuk melahirkan atlet-atlet masa depan yang tangguh dan berkarakter.
Guru Besar Kang Dodi: Ini Kemenangan untuk Budaya dan Generasi
Sementara itu, Kang Dodi, selaku Guru Besar Perguruan Lugay Kancana, memberikan apresiasi tinggi atas pencapaian ini. Baginya, kemenangan ini bukan hanya soal medali, tetapi tentang kebanggaan budaya, pendidikan karakter, dan kesinambungan tradisi pencak silat di kalangan generasi muda.
“Saya menyaksikan sendiri bagaimana para pelatih bekerja tanpa pamrih, bagaimana anak-anak berlatih dalam keterbatasan, dan bagaimana silaturahmi antar sekolah terus dijaga. Ini bukan sekadar juara umum, ini adalah kemenangan bagi warisan budaya dan nilai-nilai luhur bangsa,” kata Kang Dodi.
Ia menambahkan bahwa ke depan, Perguruan Lugay Kancana akan terus berkomitmen untuk memperluas jaringan pembinaan, menciptakan generasi muda yang tidak hanya kuat secara fisik, tetapi juga santun dalam sikap dan bangga terhadap akar budayanya.
Penutup: Menjaga Asa, Merajut Masa Depan
Keberhasilan Perguruan Lugay Kancana di ajang Purwakarta Challenge 2025 menjadi catatan penting dalam perjalanan pembinaan pencak silat tradisional. Di tengah era modern yang serba instan, mereka tetap menjunjung nilai-nilai perjuangan, kesabaran, dan semangat gotong royong.
Dengan hadiah berupa fasilitas latihan dan dukungan moral dari masyarakat, semoga ke depan Perguruan Lugay Kancana dapat mencetak lebih banyak prestasi dan menginspirasi perguruan lainnya untuk terus berjuang dalam menjaga dan mengembangkan warisan budaya bangsa.
Red: Sukapurwanew