PURWAKARTA – Selasa, 3 Juni 2025 Kunjungannya ke SMPN 1 Purwakarta dalam rangka Hari Lingkungan Hidup, menjadi momen penting bagi Menteri Lingkungan Hidup RI, Hanif Faisol Nurofiq, untuk menunjukkan dukungan terhadap gerakan lingkungan yang digagas sekolah tersebut. Salah satu sorotan utamanya adalah keberhasilan sekolah dalam menjalankan program pengolahan sampah plastik menjadi Ecobrick.
Dalam sambutannya, Menteri Nurofiq memberikan apresiasi terhadap kebijakan Pemerintah Kabupaten Purwakarta yang melarang siswa membeli makanan dari kantin guna menekan penggunaan plastik sekali pakai. Ia bahkan menghitung potensi besar pengurangan sampah jika seluruh sekolah di Purwakarta mengikuti langkah ini secara konsisten.
Kunjungannya juga dimanfaatkan untuk mendorong pemanfaatan hasil Ecobrick menjadi produk bernilai guna tinggi, seperti kursi, panel, dan mebel. Hal ini dinilai sebagai langkah strategis dalam menanamkan karakter cinta lingkungan kepada para pelajar sejak dini.
“Kami berharap inisiatif positif ini dapat direplikasi di sekolah lain di seluruh Indonesia,” ungkap Menteri Nurofiq.
Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein, yang turut hadir dalam acara tersebut, menegaskan bahwa persoalan sampah tidak bisa hanya diselesaikan lewat pengelolaan, tetapi juga harus dimulai dari perubahan kebiasaan masyarakat. Ia juga menyuarakan komitmennya untuk mendorong pola hidup zero waste di Purwakarta.
Plt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta, Sadiyah, menjelaskan bahwa program Ecobrick merupakan bagian dari inisiatif Tatanen di Bale Atikan (TDBA), yang sudah berjalan sejak 2020. Di bawah program ini, SMPN 1 berhasil mengumpulkan lebih dari 500 kilogram sampah plastik, yang kemudian diubah menjadi Ecobrick.
Tak hanya menghasilkan kursi, pihak sekolah juga tengah merancang pemanfaatan Ecobrick untuk produk lain seperti panel dinding dan furnitur, serta melakukan riset terhadap jenis dan jumlah sampah dari rumah-rumah di sekitar sekolah. Pelibatan warga dan orang tua siswa disebutnya sebagai kunci sukses program ini.
Kepala SMPN 1 Purwakarta, Patoni, menjelaskan bahwa pengelolaan sampah dilakukan berdasarkan Perda No. 9 Tahun 2021 dan Perbup tentang TDBA serta pendidikan karakter. Sampah organik dicacah dengan mesin, sementara plastik dijadikan Ecobrick.
Pada 20 Mei 2025, sekolah mencatat pengumpulan sebanyak 580 kilogram sampah plastik—setara 0,8 kg per siswa. Sampah ini dikumpulkan dari rumah, tetangga, hingga warung sekitar sekolah.
Kunjungannya ke SMPN 1 menandai dukungan nyata dari pemerintah pusat terhadap upaya lingkungan di daerah. Program ini menunjukkan bahwa sinergi antara sekolah, pemerintah, dan masyarakat dapat mewujudkan perubahan nyata demi masa depan yang lebih hijau.
Redaksi : Sukapurwanews