Notification

×

Iklan 970𝚡250

Menu Bar

Tangis Haru Om Zein Warnai Rapat Paripurna HUT ke-194 Purwakarta dan ke-57 Sebagai Kabupaten

20 Juli 2025 | Juli 20, 2025 WIB | 015 Views Last Updated 2025-07-20T14:23:26Z

 

 

PURWAKARTA — Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Purwakarta dalam rangka memperingati Hari Jadi Purwakarta ke-194 dan Hari Jadi Kabupaten Purwakarta ke-57 berlangsung khidmat dan penuh makna, Minggu (20/7/2025), di Gedung DPRD Purwakarta.

Dipimpin langsung oleh Ketua DPRD Sri Puji Utami, rapat paripurna ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, antara lain Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Bupati Purwakarta Saipul Bahri Binzein (yang akrab disapa Om Zein), Wakil Bupati Abang Ijo Hapidin, perwakilan Kementerian Dalam Negeri RI, mantan Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Purwakarta Benni Irwan, unsur Forkopimda, anggota DPRD, para camat, lurah, kepala desa, tokoh masyarakat, serta berbagai elemen organisasi kemasyarakatan dan pemuda.

 

Tangis Haru Om Zein di Hadapan Sang “Raja”

Momen paling emosional dan menyentuh terjadi saat Om Zein menyampaikan sambutan. Ia tak kuasa menahan tangis saat berbicara di hadapan Gubernur Dedi Mulyadi—sosok yang ia sebut sebagai "raja", bukan hanya karena jabatan, tapi karena kontribusi dan jejak kepemimpinannya yang begitu melekat dalam sejarah pembangunan Purwakarta.

“Di hadapan Gubernur Dedi Mulyadi, saya tidak akan banyak berpidato. Kalau saya sampai berpidato panjang, saya harus membayar fidyah dengan memberi makan sedikitnya 10 anak yatim,” ucap Om Zein, dengan suara bergetar dan mata berkaca-kaca.

 
Namun suasana berubah menjadi sangat haru ketika ia melanjutkan dengan pernyataan penuh makna.

“Saya hanya ingin Purwakarta terus bergerak ke arah yang lebih baik. Ini bukan soal jabatan, tapi soal pengabdian. Karena setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban: apa yang telah diperbuat untuk rakyat,” ungkapnya, sembari meneteskan air mata.



 

Pernyataan tersebut membuat seluruh ruangan terdiam. Suasana menjadi hening sejenak, mencerminkan keheningan batin yang menyatu dalam harapan dan doa untuk masa depan Purwakarta.
 

Dedi Mulyadi: Pemimpin Harus Menyentuh Hati Rakyat

Dalam pidatonya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memberikan refleksi mendalam soal makna kepemimpinan dan pentingnya sentuhan hati dalam membangun daerah.

“Saya tidak akan menjadi Gubernur Jawa Barat jika dulu tidak diberi kepercayaan menjadi Wakil Bupati Purwakarta. Dari sana saya belajar bagaimana menyentuh rakyat, bagaimana mengelola birokrasi, dan bagaimana membangun hubungan yang kuat dengan masyarakat,” ungkap Dedi.

Ia menekankan bahwa pembangunan tak hanya soal infrastruktur, tetapi juga tentang membangun karakter dan budaya masyarakat.

“Jangan lupakan nilai-nilai kearifan lokal Sunda. Ajén-in-ajén, ngajauhan kurangna deget (menghindari konflik), ngartos ka batur (saling memahami). Itu pondasi masyarakat yang rukun dan bermartabat,” tegasnya.

Tak lupa, Dedi juga mengingatkan pentingnya membangun ketahanan pangan dan kemandirian daerah sebagai prioritas pembangunan ke depan.

“Kalau kita tidak punya sistem pangan yang kuat dan berkelanjutan, kita akan jadi tamu di rumah sendiri, kalah bersaing di pasar kita sendiri,” katanya.

Rapat Paripurna Hari Jadi ini bukan hanya seremoni tahunan. Ia menjadi momen refleksi bersama antara pemimpin dan rakyat, antara sejarah dan harapan masa depan. Keterlibatan tokoh-tokoh strategis dari berbagai level pemerintahan memperlihatkan bahwa Purwakarta tetap menjadi daerah yang memiliki posisi penting di Jawa Barat.

Acara diakhiri dengan pembacaan doa, disertai harapan besar agar peringatan HUT ini menjadi momentum kebangkitan baru: menjadikan Purwakarta sebagai daerah yang maju, berdaya saing, dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai luhur budaya lokal.
 

Redaksi Sukapurwanews

×
Berita Terbaru Update