sukapurwanews - Pekanbaru, 2 September 2025 — Tumpukan sampah mulai terlihat di sejumlah titik di Kota Pekanbaru dalam beberapa hari terakhir. Kondisi ini memicu perhatian publik, terlebih setelah pernyataan Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Pekanbaru, Reza Aulia Putra, pada Selasa (2/9/2025) yang menyebut kinerja Lembaga Pengelola Sampah (LPS) kelurahan mulai melemah.
Namun, tudingan tersebut langsung dibantah oleh aktivis lingkungan, Nursina. Menurutnya, persoalan sampah yang terjadi saat ini justru dipicu oleh kebijakan DLHK terkait pengelolaan Transdepo di tiga zona, yakni Transdepo Zona I Air Hitam, Zona II Harapan Jaya, dan Zona III Palas, Kecamatan Rumbai.
“Sejak adanya aksi protes warga yang menolak keberadaan Transdepo Zona III Palas, otomatis berdampak pada kinerja armada LPS. Bagaimana mereka bisa bekerja maksimal kalau tempat pembuangan sampahnya sendiri bermasalah?” jelas Nursina.
Ia juga mengungkapkan, Transdepo Zona I Air Hitam yang seharusnya menjadi tumpuan pengangkutan justru belum beroperasi sejak 22 Juli 2025 lalu. Bahkan hingga kini, DLHK belum memberikan kepastian terkait rencana mencari lahan pengganti untuk lokasi tersebut.
“Kalau LPS kesulitan angkut sampah, itu bukan semata-mata karena kinerja mereka melemah, tapi karena Transdepo Air Hitam tidak dibuka. Jadi jangan salahkan LPS,” tegas Nursina.
Keluhan serupa juga datang dari seorang sopir LPS. Ia mengaku antrean bongkar sampah di Transdepo Zona III Palas kerap memakan waktu berjam-jam.
“Kami sudah antre dari jam 09.00 pagi, baru bisa bongkar sekitar jam 15.00 sore. Bagaimana mau cepat bersihkan sampah di lapangan kalau kondisinya begini,” ujarnya.
Situasi ini memperlihatkan bahwa persoalan sampah di Pekanbaru tidak bisa hanya dibebankan kepada LPS semata. Pemerintah daerah melalui DLHK diminta segera menuntaskan permasalahan operasional Transdepo agar pengelolaan sampah bisa berjalan optimal dan tidak terus menimbulkan tumpukan di pemukiman warga.(Ari)